Kenapa Bedanya Manusia dan Robot AI Itu Semakin Tipis? Ini Jawabannya! – Pernah nggak sih kamu bertanya-tanya apa bedanya manusia sama robot?
Dulu, kita cuma bayangin robot itu kayak mesin-mesin yang cuma bisa ngikutin perintah dan nggak punya emosi. Tapi sekarang?
Gila banget, robot ai udah makin pintar. Bahkan karya-karya yang diciptakan sama AI sekarang ini kadang bisa lebih keren dari hasil tangan manusia.
Dari gambar, video, sampai suara, AI udah bisa bikin sesuatu yang mungkin nggak bisa kamu bedain lagi, deh, antara buatan manusia dan mesin.
Ya, perkembangan teknologi sekarang udah makin bikin kita bingung, nih, mana yang manusia, mana yang robot ai. Jadi, apa sih bedanya manusia dan robot? Mari kita bahas!
Daftar Isi
Manusia Bisa “Conteng“, Robot AI Tidak! Atau Mungkin Sebaliknya?
Awalnya, cara kita ngebedain manusia sama robot itu gampang banget. Coba aja suruh “mereka” buat ngisi CAPTCHA, sistem yang sering muncul pas kamu login atau bikin akun di suatu layanan. CAPTCHA ini dulu sengaja dibuat buat ngebuktin kalau yang ngisi itu manusia, bukan robot.
Jadi, kita disuruh ngisi teks atau angka yang bentuknya agak kabur atau blur. Tujuannya? Supaya manusia aja yang bisa nebak.
Kalau kamu pernah ngerasain, pasti tahu betapa susahnya. Kalau salah, ya coba lagi sampai bener. Nah, yang lucu adalah, meskipun kita susah nebak, ternyata robot juga kesulitan banget buat nyelesaikan CAPTCHA ini.
Namun, seiring berjalannya waktu, bot-bot semakin pintar. Mereka akhirnya bisa menaklukkan CAPTCHA yang dulu susah banget itu.
Tentu saja, sistem keamanan pun harus terus berkembang. Sebuah sistem baru pun muncul, namanya reCAPTCHA. Ini adalah versi upgrade dari CAPTCHA yang dikembangkan oleh Google.
Sistem ini bahkan bisa nyontohin manusia dengan cara lebih halus. Jadi, bukan cuma ngisi kotak teks atau gambar, tapi juga memantau gerakan kursor mouse kamu sebelum kamu klik tombol “Saya Bukan Robot.”
Jadi, jangan kaget kalau kamu merasa gerakan kursor kamu lebih sering dinilai sama sistem ini. Wah, jadi ini nggak sekadar soal “conteng”, ya!
Sejarah Uji Coba Mengukur Kecerdasan Robot AI
Dulu, di tahun 1950-an, ada seorang ahli matematika dan komputer asal Inggris yang bernama Alan Turing, yang mencetuskan sebuah ide cerdas.
Dia menciptakan apa yang dinamakan “Turing Test” atau uji Turing, yang intinya menguji apakah kita bisa membedakan antara manusia dan mesin melalui percakapan.
Caranya cukup sederhana: ada dua pihak, satu manusia dan satu mesin, yang dipisahkan dan hanya bisa saling berkomunikasi lewat teks. Jika si manusia nggak bisa membedakan mana yang manusia dan mana yang mesin, berarti mesin tersebut lolos uji Turing.
Turing Test ini adalah cikal bakal dari apa yang kita lihat sekarang, di mana komputer dan robot semakin canggih dan bisa meniru perilaku manusia.
Jadi, kalau dulu kita punya standar uji yang mudah, sekarang, kita semakin kesulitan buat ngebedain mana yang robot dan mana yang manusia.
Peran dan Fungsi CAPTCHA di Dunia Online
Sekarang, mari kita bahas kenapa kita masih perlu sistem seperti CAPTCHA di dunia internet saat ini. Ya, karena dunia maya sekarang semakin rawan diserang bot.
Penyedia layanan di internet, seperti sosial media dan situs web, harus memastikan kalau yang mengakses mereka adalah manusia, bukan bot yang ngirim spam atau nyebarin virus.
Di sinilah CAPTCHA dan reCAPTCHA masuk, mereka jadi benteng pertama buat mencegah bot-bot jahat itu masuk dan merusak layanan.
Tapi, bagaimana CAPTCHA berkembang jadi lebih canggih, ya? Dulu kita harus ngisi teks yang blur, sekarang kita cuma disuruh klik “Saya bukan robot.”
Gampang banget, kan? Eits, tapi yang menarik adalah, ternyata proses sebelum kamu ngeklik itu yang sebenarnya dinilai oleh reCAPTCHA.
Jadi, sistem ini bukan cuma ngelihat apa yang kamu klik, tapi juga ngelihat bagaimana kamu bergerak di layar dari gerakan mouse hingga riwayat browsing kamu. Gak main-main!
Dari reCAPTCHA ke Data Privacy Siapa yang Diuntungkan?
Nah, yang bikin pusing adalah masalah privasi. Tentu saja, sistem seperti reCAPTCHA bisa dibilang efektif buat membedakan robot dan manusia, tetapi ada risiko besar yang harus kita hadapi, yaitu privasi kita seperti panda88.
Data browsing kita bisa dipantau dan dimanfaatkan oleh pihak lain tanpa kita sadari. Bahkan, perusahaan besar seperti Google yang mengembangkan reCAPTCHA juga sudah dikenal sebagai perusahaan yang nggak terlalu peduli soal privasi penggunanya.
Lalu, ada solusi lain nggak, ya? Tentu saja, ada! Sistem seperti DataDome CAPTCHA yang diklaim lebih cepat dan lebih aman, karena nggak memata-matai pengguna.
Namun, kenyataannya, kebanyakan penyedia layanan lebih memilih reCAPTCHA karena kemampuannya yang lebih canggih dalam menangkal bot.
Ya, kita sebagai pengguna cuma bisa pasrah dan mengikuti apa yang disarankan karena kalau nggak, kita bisa kehabisan akses ke berbagai layanan online yang kita butuhkan.